Kita sering mendapati orang yang tidur dengan mata terbuka / kelopak mata tidak terpejam sempurna. Walau begitu orang tersebut sedang tidur nyenyak. Meski ada gangguan, orang tersebut tidak juga terbangun. Menurut dr Sawitri Boengas SpM, jika tau ada saudara, teman, suami, istri atau anak yang mengalaminya, upayakan membantu memejamkan kelopak mata.
Tindakan tersebut untuk menghindari kekeringan pada kornea mata, saranya. Kelopak mata yang tidak tertutup penuh memungkinkan indra penglihatan terekpos dunia luar dalam waktu lama. Padahal refleks mengedip saat tidur tidak sekuat dan sesering saat seseorang terjaga. Lama-lama mata bisa kering. Itu seharusnya dihindari, terang spesialis mata dari RS Husada Utama Surabaya itu.
Refleks berkedip, terang dia, merupakan respon tubuh utuk melindungi mata. Bentuk perlindungannya adalah memompa air mata keluar agar organ penglihatan tetap terlindung. Air mata akan dibuang melalui saluran air mata. Lokasinya disudut kelopak mata dekat pangkal hidung. Saluran tersebut masuk ke hidung dan berakhir ditenggorokan, jelasnya. Sebab itu, saat menangis, selalu keluar ingus bening dari hidung.
Efek mata kering, lanjut Sawitri, sangat cepat terjadi pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran. Misalnya, pasien yang dianestesi saat menjalani operasi. Atau, pasien yang mengalami koma (tak sadar). Jika kelopak matanya tak segera ditutup, dalam satu-dua hari mata pasien akan mengering.
Sawitri mengatakan, biasanya dokter dan paramedis langsung merapatkan kelopak mata pasien saat obat bius sudah bekerja. Bisa juga memanfaatkan plester dan obat tetes mata yang berfungsi sebagai pelumas. Pemberian obat tetes mata itu menggantikan peran air mata, paparnya.
sumber:
http://enthikrule.blogspot.com/2012/08/bahaya-tidur-dengan-mata-terbuka-sedikit.html#more
Tidak ada komentar:
Posting Komentar